Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Selamat Tinggal 2022, Selamat Datang 2023

Oleh: Abduh Sempana

Sudah masuk tahun baru lagi. Orang-orang mulai heboh lagi. Heboh tentang mau liburan ke mana. Heboh mau makan apa bersama siapa. Dan yang tak kalah penting adalah heboh tentang resolusi. Kenapa hebohnya pada tiga hal terebut? Sebab yang paling banyak muncul di beranda media sosial saya adalah postingan-postingan tentang liburan, makan-makan, dan postingan tentang harapan-harapan dan doa. Hehe.

Semua orang memang berharap agar tahun baru bisa mendatangkan hal-hal baru. Dan itu wajar. Karena setiap orang punya harapan. Orang-orang tentu tidak ingin hidup dalam keadaan yang sama. Jika tahun lalu merasa lebih menderita, maka di tahun baru berharap agar lebih bahagia. Bila tahun lalu belum bisa membuat rumah, maka di tahun baru bisa membangun istana. Macam-macamlah harapan dan impian seseorang. Sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing. Lalu sejauh ini apakah kita sudah mewujudkan resolusi yang pernah kita rencanakan tahun lalu? Atau jangan-jangan kita hanya merencakannya saja, tetapi tidak mewujudkannya. Dan yang paling parah tentunya tidak pernah merencanakan sesuatu.

Menurut keyakinan di dalam Islam bahwa manusia hanya berencana tetapi Allah-lah yang menentukan. Oleh sebab itu kita memang dianjurkan untuk membuat resolusi-resolusi. Apa yang menjadi target kita di tahun depan? Apa yang perlu kita benahi? Apa yang ingin kita tingkatkan? Maka, jika tidak punya resolusi barangkali kita pantas dengan sindiran yang mengatakan “bila hanya makan, monyet pun makan, bila hanya bekerja, kerbau pun bekerja, tetapi satu hal yang membedakan manusia dengan binatang adalah manusia itu punya mimpi.”

Jadi, wajarlah bila di setiap awal tahun manusia perlu membuat resolusi untuk tidak dianggap sama dengan binatang. Manusia ita memang perlu punya mimpi. Meskipun pada akhirnya mimpi itu belum terwujud, tapi setidaknya kita punya pengalaman dalam mewujudkan mimpi itu. Kita punya alasan bahwa kita perlu lebih giat lagi dalam mewujudkannya. Bukankah kegagalan dalam mewujudkan mimpi itu guru terbaik yang akan membawa kita menjadi lebih baik? 

Marilah berkaca pada tahun-tahun sebelumnya. Apa yang sudah terwujud? Apa yan belum terwujud? Kalau sudah terwujud barangkali perlu disyukuri. Dan yang belum terwujud mungkin perlu pertimbangan lagi. Apakah ia masih perlu dimasukkan ke dalam list resolusi tahun baru ini? Atau kalau melihat relevansinya sudah tidak perlu lagi, jangan takut menghapusnya. Kita mungkin perlu resolusi lain yang lebih membawa harapan hidup kita. 

Kegagalan ataupun kesalahan yang pernah terjadi masa lalu jangan sampai menghantui kita pada tahun baru ini. Karena setiap orang punya masa lalu yang buruk, tetapi setiap orang juga punya masa depan yang lebih baik. Maka fokuslah ke masa depan. Tuliskan lembaran-lembaran putihmu dengan tinta emasmu. Isilah hari-harimu dengan produktivitas-produktivitas baru yang lebih bermutu. Kalau sudah diisi dengan baik pastilah hasilnya juga baik. 

Barangkali kita juga perlu merenungi bahwa kita punya kemampuan yang terbatas. Bagaimana pun usaha kita lakukan dengan baik dan maksimal, tetapi tetap saja ada kekurangannya. Atau bahkan tidak menghasilkan apa-apa selain lelah dan lenyapnya modal usaha. Maka, tentu di sini kita perlu iman yang kokoh untuk bisa mewaspadai semua itu. Jadi setiap upaya yang kita lakukan jangan pernah meninggalkan Tuhan. Sempatkan selalu berdoa setiap memulai suatu kegiatan. Termasuk juga mengawali sebuah resolusi. 

Akhirnya selamat Tahun Baru 2023. 

Post a Comment for "Selamat Tinggal 2022, Selamat Datang 2023"