Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Pentingnya Menjaga Konsistensi dalam Menulis

Konsisten atau dalam bahasa agamanya disebut ‘istikamah’ merupakan satu kata yang sangat berdampak terhadap kemajuan diri manusia. Kata konsistensi sendiri berasal dari kata konsisten yang berarti tetap. Sementara konsistensi berarti ketetapan. Ketetapan bersanding dengan kata terus menerus. Terus menerus dalam menjalankan sesuatu (misalnya ibadah). Kalau ibadah dijalankan terus menerus tanpa putus maka memunculkan istilah istikamah itu tadi. Begitu pula dalam bekerja bila dilaksanakan terus menerus maka akan tercipta suatu hasil atau produk yang utuh.  

Dalam perminan musik kita mengenal istilah irama. Irama sendiri merupakan bunyi yang tersusun rapi yang diperoleh dari permainan sebuah alat musik. Irama yang indah dan utuh bisa dapat dengan latihan secara terus menerus atau konsisten. 

Selembar kain merupakan hasil dari rajutan benang helai demi helai. Kain yang utuh hanya dapat dihasilkan bila dilakukan secara konsisten.

Begitu pula seorang pelajar pada dasarnya ia sedang merajut helai demi benang (mengumpulkan satu demi satu ilmu pengetahuan). Jika ia mampu melakukannya terus menerus maka pandailah ia.

Maka, itulah sebabnya sifat konsinsten atau istikamah harus dimiliki oleh semua kalangan, baik itu pelajar, pekerja, pegawai, atau pun aktivitas-aktivitas lain yang bersifat positif. Termasuk juga di dalamnya adalah seorang penulis.

Sekarang kita coba menjabarkan atau menautkan kata konsisten dengan kegiatan menulis. 

Kata orang kunci sukses menjadi penulis adalah ya, menulis. Lalu pertanyaannya menulis yang bagaimana? Barulah kita bertemu dengan kata konsisten tadi. Yaitu menulis secara konsisten. Bila seorang penulis sudah bisa konsisten menulis setiap hari, atau bahkan setiap waktu tertentu sesuai yang dijadwalkan maka secara hukum kausalitas akan tercipta suatu irama tulisan. Dan bonusnya adalah produk tulisan. Jika sudah demikian maka seseorang akan bisa meraih kesusesan lebih cepat dari orang yang tidak konsiten (tetap) menulis.

Ibarat orang berjalan ke suatu tempat. misalnya ia akan menempuh jarak tujuan 10 kilometer. Maka untuk mencapai tujuannya itu ia harus berjalan selangkah demi selangkah. Jika ia terus menerus berjalan maka pada titik akhir ia akan sampai ke tujuannya tersebut dalam waktu yang cepat. Berbeda bila ia berjalan secara tidak teratur. Misalkan sering berhenti dan lain sebagainya maka waktu tempuhnya akan lebih lama. Apalagi kalau sampai tidak tahan dengan godaan-godaan yang membuatnya memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan. 

Begitu pulalah seorang penulis. Bila suatu waktu ia berencana membuat novel. Kemudian setiap hari ia terus menerus mengisi jadwal yang telah ditetapkan maka ia pun akan segera sampai ke bab akhir dan mengakhiri ceritanya. Tapi bila ia sering mandeq, atau terlena dengan rutinitas lain yang tidak ada hubungannya dengan menulis, maka ia sulit mencapai tahap akhir atau bahkan tidak sampai-sampai. 

Nah, tentu ini sangat perlu direnungkan oleh para calon penulis. Sudahkah kita termasuk orang yang konsisten dalam menulis? Jika tidak, maka mulailah mencoba mengubah minset. Mulailah menjaga konstensi dalam menulis. Sekarang juga.


------------------------Penulis: Abduh Sempana (Founder Ka-Lam)

Post a Comment for "Pentingnya Menjaga Konsistensi dalam Menulis"