Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Konsorsium NTB Membaca Kampanyekan Penguatan Literasi Dasar di Lombok Timur

Ka-Lam.Com | Kondisi peringkat literasi NTB yang berada di level bawah sangat membuat miris berbagai kalangan. Lantas hal tersebut memacu gelagat para relawan untuk siap beraksi mencarikan solusi untuk menutupi kekurangan tersebut. Dalam hal ini para pegiat literasi bersinergi dalam sebuah acara rembug yang diinisiasi oleh Konsorsium NTB Membaca atau disingkat KNTBM.

Kegiatan yang bertajuk “Kampanye Mendukung Penguatan Literasi Dasar untuk Semua Anak” tersebut diadakan pada Sabtu  27/02/2021, yang bertempat di Lesehan Mae Cenggo, Dusun Ambung Desa Masbagik Timur.

Hadir dalam acara tersebut sebagai narasumber yaitu dari Gramedia Lombok, dari ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) NTB, dan dari Lidi Faoundation.

Sedangkan peserta yang hadir berasal dari 10 utusan Lembaga /komunitas literasi di Lombok Timur yaitu dari TBM Akaliris, Lidi Faoundation, Kren Lombok, Rantau Berkarya, Bale Baca Hasanah, Lumbung Institut, Forum Taman Bacaan Masyarakat NTB, Komunitas Literasi Madrasah (Ka-Lam) Lotim, TBM Lentera Kecil, dan TBM Pojok Nusantara. 

Tujuan kegiatan konsorsium “Kampanye Mendukung Penguatan Literasi Dasar untuk Semua Anak” ini dipaparkan oleh Pak Willy dari Gramedia. 

Diantara tujuan tersebut adalah sebagai forum komunikasi antar lembaga/organisasi anggota konsorsium. Sebagai wahana penyediaan dan pertukaran dukungan terkait dengan kegiatan literasi. 

Juga Sebagai indikator antar lembaga pegiat literasi dengan pihak-pihak kementerian, swasta, dan pihak-pihak lainnya yang memiliki i’tikad baik untuk berkontribusi terhadap perkembangan liteasi di NTB.

Selanjutnya Pak Willy mengatakan bahwa NTB masih jauh dari harapan. Dalam hal tentunya masalah literasi. Hal tersebut dibuktikan dari hasil riset berbagai lembaga survei . 

Dalam Kajian AKSI (Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia), Puspendik Kemendikbud pada 2019 merilis hasil studi dan survei. Data menunjukkan, NTB berada di urutan ke 30 dai 33 provinsi di Indonesia. 

“NTB berada di urutan ke 30 dai 33” kata Pak Willy. Beliau juga mengatakan “Satu dari empat anak kelas awal di NTB masih belum bisa baca.”

Berbagai reaksi dari peserta pun mencuat untuk menanggapi pernyataan tersebut. Seakan-akan tidak percaya jika NTB berada di posisi itu. Karena di lain kenyataan, kondisi ini tidak sebanding dengan banyaknya pegiat literasi yang tumbuh bagai jamur di musim hujan di daerah NTB umumnya, dan Lombok Timur khususnya. 

Pak Willy sendiri baru tau bahwa ternyata para pegiat literasi di NTB itu sangat banyak. Beliau mengetahui hal tersebut setelah menghadiri konsorsium ini. Padahal dia sempat bingung mau menyumbangkan buku ke mana ketika ada banyak stok buku untuk disumbangkan. 

“Ketika ada stok buku, saya sendiri bingung, mau dikasi ke siapa buku-buku ini. Saya tidak tau kalau ternyata banyak lembaga atau komunitas di daerah ini.” Kata beliau. 

Namun sedikit ada titik terang ketika utusan Lidi Foundation menyampaikan paparannya. Sebagai seorang yang berkecimpung di ranah literasi ditingkat bawah, dan banyak berpetualang keluar-masuk kampung di daerah Lombok bersama teman-teman Perjal-nya (Perjal adalah singkatan dari perpustakaan jalanan). Berkat pengalaman tersebut ia pun memperoleh data-data yang setidaknya bisa dijadikan jalan keluar dalam rangka meningkatkan tingkat litesasi di Lombok khusunya NTB pada umumnya.

Bahwa salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat literasi di NTB yaitu masih minimnya sentuhan bimbingan kemampuan baca di kalangan anak-anak. Karena tak bisa dipungkiri ternyata selama ini para pegiat literasi lebih banyak yang fokus ke ranah membangun minat baca. Padahal seharusnya membangun kemampuan membaca tidak seharusnya dilupakan.

Jadi menurut beliau membangun kemampuan baca dengan membangun minat baca itu sangat jauh berbeda. Namun perbedaan itu tidak bisa dipisahkan satu sama lain. 

Membangun minat baca itu diperuntukkan untuk mereka yang sudah bisa membaca tapi tidak suka membaca.  Sedangkan membangun kemampuan membaca itu diperuntukkan bagi mereka anak-anak yang belum bisa membaca. Mereka yang kedua inilah yang seharusnya menjadi priotas di setiap lembaga atau pun komunitas-komunitas. Kata beliau dengan semangat. Lalu tepuk tangan bergemuruh seakan menyetujui pernyataan tesebut.

Diakhir acara para peserta membagi diri menjadi dua kelompok. Kemudian masing-masing kelompok membuat sebuah rencana tidak lanjut (RTL) untuk disepakati bersama.

--------------------

Gambar 1: Rizkey Surya, 

Gambar 2: Dokumentasi GC Kampanye KNTBM Lotim

Anda juga bisa mengirim tulisan melalui link ini Kirim Tulisan. Konten di luar tanggung jawab media Ka-Lam.

Post a Comment for "Konsorsium NTB Membaca Kampanyekan Penguatan Literasi Dasar di Lombok Timur"