Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Puisi-Puisi Romantis Abduh Sempana


Puisi-Puisi Romantis Abduh Sempana

”~ MASIHKAH.... ~”

Masihkah engkau mengatakan cinta saat aku tak mampu menyalakan lilin pada kelam hatimu...

masihkah engkau mengatakan sayang saat aku tak lagi berkaca pada bening matamu...

masihkan engkau merasakan rindu saat aku tak mampu menuruti kehendakmu...

Jika aku pergi nanti, masihkah engkau melihat bintang-bintang untuk menanyakan keadaanku...

Dan jika aku kembali, masihkah engkau tersenyum untukku..

Kala itu aku tak meragukan cintamu...

------------------------------------


AKU TAK SALAH BUKAN?

Rasanya ingin berenang di kolam matamu
saat kepedihan itu menuntun air matamu beriak
menetes pada pipi kirimu
kau pun tertunduk
lalu kuangkat sedikit dagumu
kau menatapku seperti kucing piaraanmu
lentik jemarimu menutup bibirku
katamu ”Aku tak sanggup mendengar puisimu lagi”

Ah, kurasa kau salah menafsirkanya
bacalah sekali lagi kataku
lalu kau eja huruf demi huruf
engkau pun seperti burung yang ingin terbang...

------------------------------------

SESAL...

Ku tak pernah menyadari
Jika engkau lah yang terbaik
Semua karena kebodohanku
Yang selalu menganggapmu salah

Sampai kini ku tak bisa melupakanmu
Mungkinkah itu suatu tanda
Engkau juga masih mengingatku
Atau cuma perasaanku

Duhai permataku yang hilang
Tampakkan sinarmu
Pada puing-puing reruntuhan jiwaku
Yang selalu merindukanmu

Kini aku benar-benar menyesal
Berikan aku kesempatan satu kali lagi
Ku ingin engkau kembali...

------------------------------------


”~ SALEHA~"

Kata pagi engkau tak berhenti mengaji
Kata siang engkau selalu berterus terang
Kata senja engkau rajin berdoa
Kata malam engkau selalu tenggelam dalam sujud
air matamu bagai rinai hujan basahi pipi
mengingat dosa-dosa yang mencoba mengotori hati

Sungguh, wanita sepertimu dambaan setiap laki-laki
wanita yang baik akan mendapatkan laki-laki yang baik
bersabarlah!
jangan tergoda tipu dunia
teruskan kekhusuaan dalam beribadah
wajah cantikmu tak akan pudar
namun akan semakin berwibawa dan berpendar
malaikatmu kan datang dengan sejuta cinta dan kasih sayang...

------------------------------------

DI TEPI MALAM

Malam...
Rindu ini tak bisa terungkap lagi dengan sebaris bahasa
Tak jua dengan seonggok kalimat
goresan luka pada jiwa semakin menganga

izinkan aku memetik dawai gitar hatiku
untuk menyanyikan lagu rindu yang terbelenggu
hingga kutemukan bayangan di keremangan malam
agar rindu ini tersulut kembali
hingga jingga mewarnai esok hari

Izinkan aku mengutip sebuah nama dalam tiap bait lagu
untuk melengkapi syair yang bernada biru
Agar semakin terpatri pada jiwa yang menyimpan rindu

malam semakin hening
Senyummu menyempurnakan sajak abadi

------------------------------------

“Tidurlah Abadi”

Kulabuhkan malam-malamku bersama bintang
Di tepi binar kota yang rapuh
Duhai kekasihku,
Rinduku berjelaga memakan waktu
Meremukkan dinding jiwa yang beku
Tubuhmu menjelma silau cahaya gemintang
Dengan gaun elok kau bersandar di tepi jendela tua
Sudahlah kasih,
Tidurlah abadi
Sepucuk doa kukirimkan di sela sembahyang

Abduh Sempana, 17-09-'17

------------------------------------

KEMBANG GUGUR

Kau bunga yang terpisah dari kelopaknya
tangkaimu patah di balik senja
gugur tersapu angin sengsara
terkapar lemas pada sabana

kau rembulan yang tenggelam
tertutup tebalnya awan
bersembunyi sepanjang malam
tak menyinari hingga pejam

kau warna yang kusam
tertimbun debu-debu jalan
tertutup lumut liar
saat kemarau dan hujan

dan kau adalah pohon yang rapuh
dahanmu satu-persatu jatuh
akarmu tak mampu menopang
kau pun tumbang

hilang sudah
sirna sudah
kekasih yang kau harap
tertelan malam gelap
pupus pada langit hitam

kau pun terbenam

masihkah kau menyayanginya?

------------------------------------

ENGKAU MASIH SEPERTI DAHULU

Kudapai engkau seperti dahulu
Diammu tak mampu menyembunyikan bahasa kalbumu
Aku seperti mendapati jawaban teka-teki rumit di binar matamu
Seperti percikan cahaya gemintang saat magrib
Sudahlah,
Aku tau,
Engkau juga setia padaku
Sudahlah,
Aku juga tau,
Engkau mengulum bahasa kalbumu,
Sudalah,
Terima kasih cintamu.

Post a Comment for "Puisi-Puisi Romantis Abduh Sempana"